Mutiara Yang Kusam
(Oto kritik bagi pemimpin lokal yang “chauvinis”, persembahan buat Nusa Bunga)
Pulau Flores dikelilingi puluhan pulau-pulau kecil disekitarnya seolah bagai galaksi yang memiliki ribuan planet dan mengundang daya tarik tersendiri. Kontur dataran yang berbukit dan bergunung-gunung melengkapi keindahan Pulau Flores, potensi tambang yang menjanjikan dan belum dieksploitasi dengan sungguh-sungguh , ini semua tak diragukan lagi bahkan lebih lengkap dibanding Pulau Bali. Posisi geografi yang strategis yang berdekatan dengan
Mengatasi persoalan komunal yang kompleks tentu tak mudah, tetapi juga tak sesulit yang digambarkan bila semua pihak yang berkompeten berperan serta dengan kesungguhan untuk mengatasinya. Pihak pemerintah, tokoh-tokoh adat dan masyarakat termasuk gereja harus berperan lebih aktif sebagai katalisator untuk mengubah keadaan yang semakin parah ini. Semangat Communalism pada masyarakat pulau ini mestinya menjadi citra positif dengan makna gotong royong, bukan justru sebaliknya hanya memikirkan kelompoknya, sukunya, marganya dan ketika menduduki posisi strategis dipemerintahan bahkan ketika dipercaya menjadi pemimpin pada suatu daerah karakter Chauvinis masih melekat kental pada pribadinya.
Di era globalisasi pada saat ini, tak dibutuhkan pemimpin semacam itu, dinamika pembangunan sekarang ini membutuhkan pemimpin yang familiar terhadap semua ras, suku dan agama. Pemimpin harus mengayomi dan mensejahterakan semua kelompok dan golongan. Seorang pemimpin diberikan sebuah Amanat ! Dan bukan untuk ber-Khianat terhadap sang pemberi amanat. Rasa cepat puas diri banyak menghinggapi para pemimpin lokal di pulau ini. Mereka mengganggap bahwa yang apa yang telah mereka perbuat adalah hasil terbaik untuk rakyat. Padahal itu semua jauh dari harapan dan cita-cita dari masyarakat di pulau ini. Gerbong pembangunan demikian dinamis, butuh pemikiran dan tenaga ekstra untuk mengerakkannya. Jangan lagi ada tipu muslihat dipucuk pimpinan, kini warga masyarakat pintar menelaah setiap persoalan yang berkembang. Pulau Flores yang mestinya bisa menjadi cahaya bagi daerah lain, kini harus redup ketika tangan-tangan yang berkuasa tak lagi tahu apa yang mesti diperbuat.
Sikap Welcome terhadap pendatang terkadang masih diiringi sikap phobia. Padahal cermin daerah yang maju adalah daerah penuh keterbukaan bagi setiap orang!.Kota/kabaputen di Pulau Jawa yang maju digerakkan orang-orang non Jawa (daerah luar pulau Jawa), sikap legowo masyarakat Jawa untuk berinteraksi dengan masyarakat yang plural menjadi efek income terhadap kemajuan pembangunan bagi masyarakat daerah-daerah di pulau Jawa. Hal ini juga dipengaruhi faktor kepemimpinan plural dan nasionalis bukan chauvinis (nasionalisme sempit). Karakter fundamental yang dimiliki masyarakat
Bercermin dengan masyarakat
Nama : Mikael Risdiyanto SB
Alamat : Ngedukelu, Kualalumpur Bajawa –
RT.12/RW05.
Tmpt/Tgl lahir : Cilacap, 22 Maret 1975
Profesi : Wartawan Warta Nasional
Pendidikan : Universitas Udayana –
Organisasi : Forum Komunikasi Nasional ‘ Bung Karno”
Forum NTT Berdikari
No comments:
Post a Comment